"....I'm on the highway to hell
No stop signs, speed limit
Nobody's gonna slow me down
Like a wheel, gonna spin it...."
-AC/DC - Highway to Hell-
langkah
demi langkah, kadang kita mengejar sesuatu dengan kecepatan tertentu, entah
mimpi/harapan,cinta atau sekedar kendaraan umun yang akan mengantar ke suatu
tempat.
siang
itu, suatu hari minggu di bulan Ramadhan, panas terik di depan sebuah halte
transjakarta sudut ibukota dengan kondisi halte ramai dengan berbagai ragam
penumpang di dalamnya, seorang ibu berbaju merah marun dengan mengendong anaknya di temani suami
dengan kemeja dan celana jeans
memanggul tas, tampak menunggu bis yang
daritadi belum juga datang.
mereka
menuju Tanjung Priok, menggunakan bis TransJakarta yang dari 15 menit lalu
belum ada tanda-tanda akan datang, tak lama
kemudian bis yang di tunggu datang secepat kilat sang suami yang
memanggul tas tadi memasuki bis meninggalkan istri yang menggendong anaknya
tanpa sadar, bis pun berlalu meninggalkan sang istri dengan sang anak yang
digendongnya.
cepat-cepat,
bergegas, buru-buru, mungkin kata-kata ini yang menjadi gambaran/keseharian gw
atau mungkin sebagian dari kita dalam menjalani rutinitas sehari-hari di kota
bernama Jakarta, Di jalanan sedang mengemudikan motor/mobil ketika ada
pengendara lain di depan kita berjalan melambat, kita membunyikan klakson untuk
memberi tahunya agar tidak melambatkan kendarannya atau setidaknya memberi
jalan.
membeli
kendaraan yang lebih cepat (motor atau mobil) mungkin jadi salah satu
solusinya, yang sebenarnya juga kurang terpakai karena jalanan di kota ini juga ngak selamanya
lengang kalaupun lengang tak akan berlangsung lama (dibaca : macet).
Ingin cepat
sampai
makanan-pun kita jadi "terpaksa" ingin yang cepat, untuk itu hadir
berbagai macam restoran cepat saji, teringat kata-kata Nicholas Cage dalam Film
"The Weather Man", ... " makanan cepat saji sangat berguna bagi
manusia yang selalu bergerak cepat , makanan itu mudah disajikan, simple, rasanya juga enak
tapi apakah makanan itu sesuai dengan gizi yang diiginkan tubuh ini?..."
kata-kata
Nicholas Cage itu mungkin bisa menggambarkan diri gw sendiri, gw ingin cepat,
harus simple, enak dalam arti hidup, tapi apakah gw berguna bagi sesama?
ibu
berbaju merah marun yang menggendong anaknya hanya bisa melihat suaminya dari
luar bis lalu berkata kepada sang-suami untuk turun di halte berikutnya dan
menunggunya di halte itu, bapak yang di dalam bis itu pun hanya menunjuk arah
depan dan mengagkuk tanda sutuju.
bapak
itu mungkin lelah menuggu lama, sehinngga ia bergegas ingin masuk ke dalam bis
hingga anak istri belum sempat ia lihat apa sudah masuk bis juga apa belum.
Semoga ia bertemu di halte berikut yang telah disepakati.
“...I'll
put one foot in front of the other one
I don't need a
new love, or a new life
Just a better
place to die ..."
FUN - One Foot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar