"......mari kita bicara tentang sebuah rasa yang kadang bikin gila dan sesak di dalam dada bahaya bahagia atau dua-duanya bisa terjadi dari sebuah rasa penasaran......."
Penggalan lirik lagu dari Pandji dan Icshan Akbar yang agak mengelitik,keusik dan panik eh panik,kenapa?
"ooppp..oopp, bales kiri, lurus..lurus ya pas" teriak Tukang parkir di suatu bilangan daerah kedoya Jakarta, Romi keluar dari pintu mobil silver buatan Eropa-nya, sambil melihat posisi parkir yang nyaris sempurna, sejurus kemudian ia masuk sebuah kedai kopi di belakang mobil tempat ia parkir.
dengan muka semangat ia membuka pintu berwarna hitam pekat dengan tulisan "dorong", kemudian ia melihat kesisi ruangan kedai kopi yang dimiliki oleh Presenter Kuliner TV terkenal ini. dilihatnya satu meja kosong di pojok kanan ruangan dekat dengan meja kasir.
"...pesan kaya toast sama Cappucino kan mas?..." pelayan datang dengan membawa daftar menu tapi dengan nada meyakinkan bahwa pesanan seperti biasa yang akan diminta Romi, Romi-pun mengiyakan pertanyaan atau kalau boleh dibilang "pernyataan pembenaraan" dari sang pelayan kedai kopi yang suasana-nya sudah begitu akrab dengan Romi.
karena di tempat ini ia bisa menumpahkan setiap ide yang keluar dengan lancar, kursi ditambah meja kayu khas kedai ini juga setia menamani untuk membantunya menuangkan ide, Romi biasa kesini ketika Dead-line tulisannya sebagai penulis lepas sebuah majalah In-Flight sebuah maskapai penerbangan sudah dikejar-kejar editor.
"...ini Cappucino dan Roti Kaya Toastnya mas Rom..." kedatangan pelayanan itu menyadarkannya dari lamunan, " ohh iya mbak makasih yaa..." cappucino di tempat ini bagi Romi terasa sangat khas, setiap cappucino yang disungguhkan dalam gelas mempunyai rasa yang berbeda di setiap hisap sedotannya, terasa manis gula, wangi kopi sumatera ditambah dengan busa susu diatasnya dan campuran es batu yang diblend menambah degradasi warna coklat yang terang.
Warna cappuccino
dengan degradasi warna yang khas telah melambungkan ingatan Romi pada sebuah
kisah percintaanya dengan pasangannya kala itu.
“Kita makan bubur
yuukkk terdengar suara manja mengajak
Romi untuk sarapan di pagi itu.
“Iya ayoo” yang langsung ditimpali oleh suara manja tadi
dengan kalimat “ kamu tau dimana tempat bubur enak di dekat sini….”
“tunggu sebentar, aku
coba mengingat, ahh ada di belakang jalan ini, ada tempat bubur enak, bubur
Sukabumi namanya tepat disamping 7 Eleven”
mereka langsung menuju tempat itu menggunakan mobil .
Parkiran tempat bubur
itu telah ramai dengan mereka yang mencari sarapan bubur seperti mereka berdua,
Romi pun segera memarkirkan mobilnya di spasi yang tinggal cukup satu mobil, “ya
terus..terus jang,kanan dikit..terus.. ya oopp” teriak tukang parkir dengan
semangat paginya.
Romi lalu keluar ,
langsung melihat belakang mobil sedan silver keluaran Eropa-nya ternyata agak
miring ke kiri, tapi ia pikir ah sudahlah karena perutnya juga sudah lapar
ingin diisi bubur kesukaannya ini, “hayuu Rom,lewat mana ini” lalu Romi
mendekati arah suara manja itu dengan cepat, ‘’ia sini kita agak muter dikit
na, di depan tempatnya, kamu nggak apa-apa kan na?..” sang pemilik suara manja itu pun jalan di
depan Romi, Romi pun menikmati pemandangan dari belakang ini.
“Mas Romi Ini asbaknya…”
timpal pelayan kedai kopi membuyarkan lamunan Romi yang sedang terbawa ke
masa-masa indah bersama pasangannya waktu itu, “ehh iya makasih ya mbak…” sigap
Romi sadar dari lamunannya,
“Koreknya ada mas…” tawaran korek dari mbak
pelayanan ini membawa ingatan Romi jauh ke masa awal ia bertemu dengan pasangannya
itu.
Sebuah pesta di daerah
Kemang, diadakan untuk acara ulang tahun teman-nya, Romi datang sendirian
karena jarang yang ia kenal, disana ia akhirnya memilih untuk keluar ke balkon
kafe tersebut untuk merokok, tak lama disusul seorang yang juga terlihat bosan akan pesta tersebut,
berkata pada Romi “ada korek?..” dari
pertanyaan tersebut ternyata berakhir panjang dengan kalimat “udah pagi nih…” di suatu kondominium
lantai 34 di bilangan Tebet, berawal satu malam,dua malam dan entah sudah
berapa malam mereka habiskan.
Romi sendiri tidak
begitu memakai hati dalam hubungannya kali ini dengan pasangan yang pertama
kali bertemu di sebuah acara pesta itu, tapi Romi menikmati setiap hal dari
pasangan-nya ini, seperti detil-detil kecil kayak wangi parfum, baju kantornya,
warna kesukaan yang sama sampai merek tas yang dipakai.
Sementara itu ingatan
Romi kembali pada tempat bubur langganan mereka berdua di kala pagi.; “Rom ini
gimana pesannya…” berkata dengan suara manja khas-nya yang Romi pun sangat menyukai tingkahnya yang seperti ini, Romi menjawab “kamu bisa pesan buburnya, kamu juga bisa nambahin
sate, ada sate usus,kerang dan hati,terserah kamu suka yang mana na”.
Pelayan pun dipanggil Romi,
“mas pesan bubur, kamu pesan apa na?” “ aku bubur special satu” lalu mas yang
memakai seragam kebesaraan tempat bubur ini pun menimpali dengan “mau pake usus apa telor?” saya pake telor aja
mas” kalau masnya (sambil megarahkan pandangan ke arah Romi) "Bubur aja satu,mau pake hati kaya bisa mas Rom?” Romi pun terasa tertampar oleh
pertanyaan mas ini. Dengan senyum kecut Romi bilang “iya saya bubur aja
satu, nggak pake hati” (dengan senyum terpaksa,hati tertampar tentu).
Selesai makan mereka
berdua pulang menuju Kondominium lantai 34, Romi pun pamit pulang “aku pulang
dulu ya na,besok kita ketemu lagi” langsung ditimpali dengan gelendotan sayang dari pasangannya sambil berkata “buru-buru banget si kamu Rom,ya udah kamu ati-ati ya” Romi pun
membalasnya dengan “iya kamu juga jaga diri ya mas Nanang-ku”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar