Selasa, 11 Desember 2012

Catatan yang Tercecer


Musik menjadi senjata ampuh untuk “membunuh” rasa, rasa ketika sedang gundah gulana baru di tinggal seseorang, pengungkapan rasa senang, atau semacam mood bosster.

Karena itu setiap manusia mungkin mempunyai kesukaan terhadap musik yang sesuai kadarnya dan dengan jenis musik yang berbeda dari tiap masa atau jamanya.


Mungkin hal itu bisa menjelaskan mengapa sampai hari ini kita bisa melihat bagaimana seorang penikmat musik mempunyai kecintaan terhadap satu Penyanyi/grup musik yang menurutnya dapat merefleksikan selera dari musik mereka.


Fenomena yang akhirnya sampai pada tahap harus menonton secara langsung penyanyi/Grup kesayangan itu, gw pun mengakui tahap itu seperti gw harus menonton ketika Coldplay akan live concert di Jakarta (tapi kapan, hanya waktu yang akan menjawab :D )
Akhir-akhir ini Negara Kita “kebanjiran" artis yang datang untuk menggelar rangkaian konser-nya, entah dalam rangkaian tur dunia mereka atau hanya sekedar “penambah pundi-pundi rekening bank mereka”.


Yang terakhir itu yang mau gw bahas, fenomena ketika artis-artis ini banyak berdatangan ke negeri kita ini, padahal pada rentang waktu 2002-2007 jarang banget artis-artis ini melirik untuk menggelar konsernya disini, kalau ada itu hanya ada 1-2 di tiap tahunnya.


Sebagai contoh kasus, waktu Kanye West menggelar “World Tournya” untuk album “Graduation” tahun 2008 dari Singapura ia langsung terbang ke Sydney (meloncati Negara kita) koq nggak mampir om Kanye? Gw pun bertanya gitu dan setelah mencari tahu ternyata Negara kita memang tidak ada dalam list country world tournya.

Karena memang gak ada promotor musik negeri kita yang mendatangkan Kanye  alasannya karena mendatangkan Kanye mahal, jadi untuk artis-artis Hip-hop seperti Kanye West, Jay z dan rekan-rekannya minimal promotor keluar U$ 100.000 itu baru bayaran belum perintil-perintil nya ketika udah sampai Di Jakarta.


Jadi jika dibanding dengan artis bergenre lain mereka lebih “makmur’ secara pemasukan, karena mereka tidak hanya mengandalkan pemasukan utama dari bermusik tapi juga turun ke dunia bisnis.


Contoh Hidupnya adalah Jay Z, selain menjual CD albumnya sebanyak 40 juta kopi (untuk seluruh album) banyangkan pemasukannya dan jangan tercengang dulu karena itu masih ditambah dengan bisnisnya berupa pemilikan saham di Klub Basket “New Jersey NETS” membangun kerajanan Bisnis Bernama “ROC” dengan line bisnis seperti studio rekaman bernama ROC-A-FELLA, Clothing line bernama ROCWear dll.dan itu dijelaskan dalam Lagu-nya Berjudul Diamonds from Siera Leone (dalam lyricnya  berkata I’m not businessman I’am Business, MAN (mungkin nanti akan gw tuliskan lengkap kerajaan bisnis om Jay z ini).


Karena sudah bisa menghidupi diri dari Karyanya, jadi artis seperti ini tidak lagi mencari-cari lagi Negara mana dengan pangsa pasar yang besar yang dapat di tuju untuk konser sebagai pemasukan pundi-pundi dollar mereka, karena mereka yang bebas menentukan mau kemana sesuka hati mereka, mungkin ada peta dunia di depannya tinggal si telunjuk itu yang menentukan kasarnya.


Krisis perekonomian yang melanda Eropa dan Amerika nggak terlalu berdampak bagi mereka tidak seperti artis lainnya yang hanya mengandalkan bisnis Entertainment dan konon kabarnya Jay z menjadi salah satu penyumbang dana Kampanye Obama (bisnis jalan ditambah dengan dekat dengan kekuasaan) how’s life your day.


Fenomena artis-artis luar sekarang banyak melirik ke Negara kita mungkin salah dua-nya karena Negara kita dengan jumlah penduduk ke 3 terbesar di dunia merupakan pangsa pasar empuk dengan penikmat musik yang juga banyak tentu. Di Negara asalnya ketika dollar sudah susah di ajak “berteman” mereka memutuskan sudah saatnya mencari “teman” Dollar baru dan salah satu pangsa pasar-nya Negara kita (mungkin).

Seperti hukum Ekonomi dimana ada permintaan tentu ada penawaran, di asia, khususnya Negara kita ekonomi sedang berkembang baik, banyak orang dengan penghasilan wah dan bingung mau diapaiin duit itu dan kata orang bisnis “untuk kesenangan biasanya orang akan mengelurakan berapa-pun harga yang akan dibayar” sebagai contoh konser Musik.

Orang akan rela membayar tiket berapa pun selama ia bisa menonton artis kesayangannya dari dekat. See what money work, and you work for money/pleasure. Itu yang kemudian ditangkap oleh artis-artis tadi yang sudah merasa dollar di Negara mereka semakin berkurang dan akhirnya menemukan “teman’ dollar baru di seberang lautan lainnya.

Mungkin itu bisa menjawab kenapa tahun 2012 sudah ada puluhan artis datang ke Negara kita bahkan mengadakan konser hingga 3-4 kota sekaligus yang pada tahun awal 2000-an jarang bisa terjadi yang kaya gitu.

Bersambung…..
(pengolongan konsumen penikmat musik) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar