Musik
menjadi senjata ampuh untuk “membunuh” rasa, rasa ketika sedang gundah gulana
baru di tinggal seseorang, pengungkapan rasa senang, atau semacam mood bosster.
Karena
itu setiap manusia mungkin mempunyai kesukaan terhadap musik yang sesuai kadarnya
dan dengan jenis musik yang berbeda dari tiap masa atau jamanya.
Mungkin
hal itu bisa menjelaskan mengapa sampai hari ini kita bisa melihat bagaimana
seorang penikmat musik mempunyai kecintaan terhadap satu Penyanyi/grup musik
yang menurutnya dapat merefleksikan selera dari musik mereka.
Fenomena
yang akhirnya sampai pada tahap harus menonton secara langsung penyanyi/Grup
kesayangan itu, gw pun mengakui tahap itu seperti gw harus menonton ketika
Coldplay akan live concert di Jakarta (tapi kapan, hanya waktu yang akan
menjawab :D )
Akhir-akhir
ini Negara Kita “kebanjiran" artis yang datang untuk menggelar rangkaian
konser-nya, entah dalam rangkaian tur dunia mereka atau hanya sekedar “penambah
pundi-pundi rekening bank mereka”.
Yang
terakhir itu yang mau gw bahas, fenomena ketika artis-artis ini banyak
berdatangan ke negeri kita ini, padahal pada rentang waktu 2002-2007 jarang
banget artis-artis ini melirik untuk menggelar konsernya disini, kalau ada itu
hanya ada 1-2 di tiap tahunnya.
Sebagai
contoh kasus, waktu Kanye West menggelar “World Tournya” untuk album “Graduation”
tahun 2008 dari Singapura ia langsung terbang ke Sydney (meloncati Negara kita)
koq nggak mampir om Kanye? Gw pun
bertanya gitu dan setelah mencari tahu ternyata Negara kita memang tidak ada
dalam list country world tournya.
Karena
memang gak ada promotor musik negeri kita yang mendatangkan Kanye alasannya karena mendatangkan Kanye mahal,
jadi untuk artis-artis Hip-hop seperti Kanye West, Jay z dan rekan-rekannya minimal
promotor keluar U$ 100.000 itu baru bayaran belum perintil-perintil nya ketika
udah sampai Di Jakarta.
Jadi
jika dibanding dengan artis bergenre lain mereka lebih “makmur’ secara
pemasukan, karena mereka tidak hanya mengandalkan pemasukan utama dari bermusik
tapi juga turun ke dunia bisnis.
Contoh
Hidupnya adalah Jay Z, selain menjual CD albumnya sebanyak 40 juta kopi (untuk
seluruh album) banyangkan pemasukannya dan jangan tercengang dulu karena itu
masih ditambah dengan bisnisnya berupa pemilikan saham di Klub Basket “New
Jersey NETS” membangun kerajanan Bisnis Bernama “ROC” dengan line bisnis
seperti studio rekaman bernama ROC-A-FELLA,
Clothing line bernama ROCWear dll.dan itu dijelaskan dalam Lagu-nya
Berjudul Diamonds from Siera Leone
(dalam lyricnya berkata I’m not businessman I’am Business, MAN (mungkin
nanti akan gw tuliskan lengkap kerajaan bisnis om Jay z ini).
Karena
sudah bisa menghidupi diri dari Karyanya, jadi artis seperti ini tidak lagi
mencari-cari lagi Negara mana dengan pangsa pasar yang besar yang dapat di tuju
untuk konser sebagai pemasukan pundi-pundi dollar mereka, karena mereka yang
bebas menentukan mau kemana sesuka hati mereka, mungkin ada peta dunia di
depannya tinggal si telunjuk itu yang menentukan kasarnya.
Krisis
perekonomian yang melanda Eropa dan Amerika nggak terlalu berdampak bagi mereka
tidak seperti artis lainnya yang hanya mengandalkan bisnis Entertainment dan konon
kabarnya Jay z menjadi salah satu penyumbang dana Kampanye Obama (bisnis jalan
ditambah dengan dekat dengan kekuasaan) how’s
life your day.
Fenomena
artis-artis luar sekarang banyak melirik ke Negara kita mungkin salah dua-nya
karena Negara kita dengan jumlah penduduk ke 3 terbesar di dunia merupakan pangsa
pasar empuk dengan penikmat musik yang juga banyak tentu. Di Negara asalnya
ketika dollar sudah susah di ajak “berteman” mereka memutuskan sudah saatnya
mencari “teman” Dollar baru dan salah satu pangsa pasar-nya Negara kita (mungkin).
Seperti
hukum Ekonomi dimana ada permintaan tentu ada penawaran, di asia, khususnya Negara
kita ekonomi sedang berkembang baik, banyak orang dengan penghasilan wah dan
bingung mau diapaiin duit itu dan kata orang bisnis “untuk kesenangan biasanya
orang akan mengelurakan berapa-pun harga yang akan dibayar” sebagai contoh
konser Musik.
Orang
akan rela membayar tiket berapa pun selama ia bisa menonton artis kesayangannya
dari dekat. See what money work, and you
work for money/pleasure. Itu yang kemudian ditangkap oleh artis-artis tadi
yang sudah merasa dollar di Negara mereka semakin berkurang dan akhirnya
menemukan “teman’ dollar baru di seberang lautan lainnya.
Mungkin
itu bisa menjawab kenapa tahun 2012 sudah ada puluhan artis datang ke Negara kita
bahkan mengadakan konser hingga 3-4 kota sekaligus yang pada tahun awal 2000-an
jarang bisa terjadi yang kaya gitu.
Bersambung…..
(pengolongan
konsumen penikmat musik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar