Jumat, 07 Desember 2012

Life is short, enjoy your coffee


“…Seratus kilometer konstan per jam
Melaju terus non-stop siang dan malam
Awas di depan ada tikungan tajam
Injak pedal gas semakin dalam…!”
The Brandals – 100km/jam


Life is short, enjoy your coffee

Hidup itu untuk dinikmati, tapi mau bagaimana menikmatinya pilihan ada di tangan kita, ada anekdot yang pernah gw baca di salah satu artikel majalah, ketika Luc Besson seorang Sutradara bekebangsaan Prancis ditanya apa perbedaan kondisi perfilman Prancis dengan  Amerika (Hollywood)

Luc Besson dengan berseloroh menjawab santai penuh makna yang dalam, katanya “disana (Amerika) mereka punya Motto “yes we can” jadi apapun yang mereka rencanakan akan diupayakan/diusahakan sampai terjadi"

"sedangkan bangsa kami punya motto “keep dream it”  ya selama kami hanya punya atau bisa bermimpi itu sudah baik, tidak heran kami hanya  menjadi penyelenggara Festival film terkenal seperti Cannes tanpa bisa punya satu wilayah seperti Hollywood lengkap dengan Peralatan studio full package di dalamnya”

kira-kira, si  Monsiuer Luc Besson ini ingin berpesan bahwa punya mimpi itu bagus tapi bisa menjalani mimpi itu akan lebih baik.

Tapi pertanyaan si otak bebal ini mulai keluar merangkak dari otak apakah sudah cukup dengan bergerak lebih cepat, bangun lebih pagi, kita sudah selangkah lebih dekat dengan mimpi kita itu.

Gw tinggal di salah satu kota yang menuntut penghuni di dalamnya, untuk lebih cepat bangun biar tidak terjebak kemacetan atau terperangkap jebakan 3in1 (no offense yah J)

Persoalannya kita sudah mengenal istilah  “deadline kemarin”  (anak E.O dan agency mungkin sudah khatam dengan istilah ini hehe..) Briefingnya hari ini deadline-nya kemarin, ditambah dengan ke-hectic-an kota ini membuat kita selalu tergesa-gesa karena di tunggu orang, rapat ini, ketemu itu, katanya yang tidak cepat bakal ditinggal, ya mati aja luhh mungkin kasarnya kaya gitu.


Sedikit ada kesempatan menyalip kanan-kiri, ya tancap gas mas boy!!!

Kita mungkin jadi lupa bagaimana rasanya berjalan dengan menikmati pemandangan atau memperhatikan kanan-kiri dengan santainya. Kita jadi lebih mendewakan tujuan-nya saja dan yang lain menjadi kurang penting.

Mungkin menikmati perjalanan itu sendiri punya sensasi kenikmatan kalau bisa menikmatinya.

Dua hari ini gw memutuskan untuk menggunakan transjakarta (yang lambangnya sudah tidak burung membawa kacang lagi, abaikan ini kurang penting J)  dalam dua hari itu juga banyak pikiran yang terbuka, salah tiganya adalah gw baru tau kalo dekat rumah ada kedai kopi ramai yang sepertinya nyaman, terlihat dari parkiran yang ramai.

Salah duanya gw baru liat ada promo-promo penerbangan murah di salah satu baliho jalan , milik salah satu perbankan nasional terbesar dan salah tiganya lambang transjakarta ternyata sudah berubah (ini yang tadi diabaikan saja) karena ketika gw mengendarai kendaraan pribadi hal-hal semacam itu luput dari pandangan gw.

Mungkin analogi ngawur-nya kaya gini : Let’s put it this way, sex would be a lot great if you enjoy NOT just the orgasm but the “itsy bitsy” little efforts to get there, right? Dengan begitu setiap detiknya terasa berharga.

Take Your Time mungkin bisa mewakili ini semua, mengambil sedikit waktu tanpa harus diburu-buru, mencoba memahami ritme-nya diantara cepat dan lelet banget. Tapi bukan berarti gw menyuruh bersantai-santai sambil menghisap mariyuana juga , karena efeknya nanti loe nyengir melulu bukan.

Mungkin diantara kita tidak mau nanti ketika umur sudah berkepala 7, kita baru melihat apa-apa yang kita lewatkan semasa muda dulu dan menyesal karena sekarang sudah tak ada tenaga untuk menikmatinya.

Mungkin sekarang bisa mencari ritme hidup anda , kosongkan ekspektasi, tarik napas liat kanan-kiri dan buang pelan-pelan

Nikmati saja (relax make you think clearly).

Pernyataan tolol ini eh bukan pernyataannya tapi otak gw-nya J have a nice day

Tidak ada komentar:

Posting Komentar