Setelah beberapa lama
tak bertemu denganmu, akhirnya takdir mempertemukan kita, ya aku dan kamu. Berdiri
berhadap - hadapan denganmu saja sudah membuat seluruh kata tertahan di
tenggorokan, apalagi ini sambil duduk dengan memandang wajah-mu.
Aku bingung memulai
percakapan, harusnya mudah dengan mengatakan “hai apa kabar?” lalu ku
lanjutkan dengan “Aku selalu
memikirkanmu” harusnya bisa dengan mudah keluar dari bibir ku. Tapi kau
bergeming di tempat dudukmu dan aku takkan mengizinkanmu melihat ku menahan rindu
padamu, tapi tak mudah biarpun kututup rapat-rapat perasaanku lalu kubuang kuncinya sejauh mungkin agar kau tak tahu
kusembunyikan dimana kunci itu.
Kucoba lawan semua
perasaan tak menentu ini dengan membuang pandang darimu tapi apa yang
kulakukan malah semakin teralihkan oleh paras wajah mu yang lama tak kutemui
itu, lalu yang kulakukan hanya berusaha untuk menahanmu agar berlama-lama
denganku, ahhh kemana kunci itu.
Selama ini kupikirkan
bagaimana agar bisa tak memikirkanmu tapi aku ragu dengan pikiranku
Aku benci tak jujur
padamu tentang perasaan ku, aku benci tak jujur padamu bahwa aku rindu dan aku
benci tak ku berikan saja kunci itu langsung padamu. Sampai kutahu kau dari
dulu tetap menyimpan kunci itu dengan perhatianmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar