Mereka bisa menggemas yang sudah biasa itu menjadi beda, beda dengan cara mereka dengan menampilkan kekhasan negeri mereka . film Thailand pertama yang gw tonton adalah “Suckseed”, film yang bercerita tentang remaja yang ingin menjadi rockstar, lalu mengejar impian mereka. Cerita ini mungkin sudah banyak ditampilkan dalam film-film yang kita tonton tapi yang membuat beda adalah kekhasan bagaimana suatu plot bercerita hingga menjadi klimaks dan di tutup dengan unik.
Percakapan
yang terjadi juga disiapkan dengan matang dengan kalimat – kalimat yang
terlihat cerdas secara bercandaan. Selain “Suckseed” ada “Bangkok Traffic Love Story”
dari judulnya kita udah bisa menebak film ini menceritakan tentang percintaan
antara dua insan manusia.
Dengan setting yang menurut gw boleh juga, yaitu di dalam BTS (semacam MRT-nya Bangkok) dengan segala seluk beluk-nya, ada pesan mereka ingin memperkenalkan bahwa transportasi di Negara mereka sudah berkembang pesat (Jakarta akan menyusul, Amin).
Dengan setting yang menurut gw boleh juga, yaitu di dalam BTS (semacam MRT-nya Bangkok) dengan segala seluk beluk-nya, ada pesan mereka ingin memperkenalkan bahwa transportasi di Negara mereka sudah berkembang pesat (Jakarta akan menyusul, Amin).
Cerita
dalam film ini juga tidak hanya sekedar Roman Picisan yang dapat dengan mudah
kita tebak jalan ceritanya, ajaib mungkin kata itu yang keluar, dengan kejutan-kejutan
yang akhirnya tersadar oleh gw ini khas-nya film-film dari negeri Gajah Putih ini. Dengan
menonton film-film Thailand seakan mencerahkan kembali pikiran, karena
dapat menjadi alternatif dari film-film biasa yang kita tonton baik
dari Hollywood maupun lokal.
Film
Thailand terakhir yang gw tonton adalah “Countdown” ini film “GILA”
karena apa yang gw rasakan setelah keluar dari ruang cinema-nya jadi terpikir dan sadar akan apa yang sudah gw jalani sehari-hari, mereka seakan mengajarkan kalau mau menceramahi orang sudah tidak bisa lagi dengan cara-cara konvensional yang selama ini dilakukan, mereka seakan ingin menjawir tapi dengan cara yang “diluar dari kotak” .
karena apa yang gw rasakan setelah keluar dari ruang cinema-nya jadi terpikir dan sadar akan apa yang sudah gw jalani sehari-hari, mereka seakan mengajarkan kalau mau menceramahi orang sudah tidak bisa lagi dengan cara-cara konvensional yang selama ini dilakukan, mereka seakan ingin menjawir tapi dengan cara yang “diluar dari kotak” .
Selama
gw menonton film, hampir belum ada alur cerita dibuat sedemikian menancap di
otak seperti ini, seolah di bacakan apa yang udah gw lakukan selama hidup melalui
sebuah film. Ini yang menambah alasan gw untuk segera belajar bahasa Thailand,
nggak mau peduli sesulit apa tulisan dan pengucapannya HARUS BISA.
Alam
pikiran masyarakat Thailand sepertinya wajib dipelajari, karena sejarah
juga mencatat Negara Satu-satunya di ASEAN yang tidak merasakan kelamnya di
jajah adalah Negara Thailand, bagaimana sekarang negeri ini meng-ngemas komoditi
pariwisatanya juga bisa dipelajari.
Tahun 2013 ini sudah diterapkan ASEAN
Free Trade Market. akan Menjadi suatu keuntungan kalo sudah bisa berbahasa
Thailand dengan lancar, karena produk-produk dari Thailand sudah menbanjiri
negeri kita contoh adalah “Tae koe Noi” (cemilan rumput laut yang gw liat ada
di 7eleven) ya “Tae Koe Noi” sendiri memiliki arti Enterpreneur/pengusaha, ada
cerita menarik dari produk itu pada akhirnya menjadi inspirasi anak-anak muda di
Thailand untuk berwirausaha.
Sampe-sampe kesuksesan pengusaha di balik “Tae Koe Noi” ini dibuat ke layar lebar dengan judul “Billionaire” (based on true story.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar