Kamis, 03 Januari 2013

Ketika Semesta Menikung tak mendukung (campuran fiksi non fiksi)

I went to Merlion
to see the Famous statue
How can i Move on, while I'm still in Love With You?
#rhyme

"ayooo pak, cepat kejar mobil di depan" sambil menutup pintu taksi gw berkata seperti itu, dari dulu memang gw  ingin berkata seperti adegan dalam film-film action yang gw tonton, dimana jagoannya lagi mengejar-ngejar penjahat incarannya.

karena apa yang gw katakan tadi, bapak supir taksi ini, seolah tak mau kalah, dengan sigap ia mengejar kendaraan yang ada di depannya, jadilah aksi kejar-kejaran seperti adegan dalam film Fast and Furious dan si bapak memerankan bak seorang partner Vin Diesel di tengah aksi kejar-kejaran.

"tunggu pak, tungguuu... pelan-pelan saja saya belum kawin" (oh be careful with your prayer hehe..)

"loohhh tadi kita ingin buru-buru mengejar mobil di depan"  dengan kebingungan sang bapak bertanya pada gw. "ia pak tapi mobil di depan itu siapa ya?" gw pun ikut kebingungan.

sang bapak sambil menepuk jidat-nya " jadi kita itu ngejar siapa mas" | "nggak ada siapa-siapa yang kita kejar pak, tapi saya memang sedang buru-buru mengejar pesawat ke bandara" 

dengan mengeluarkan nafas panjang-nya sang bapak mengatakan "oke intinya kita tetep harus mengejar sesuatu kan mas" | 'ia pak benar, saya hanya ingin berkata seperti yang ada dalam film-film aja, tapi kita memang sedang terburu-buru mengejar pesawat ke bandara"

dengan kesigapan-nya seperti tadi bapak ini memutar stirnya banting kiri dan kanan di tengah tol dalam kota, menghindari mobil-mobil di depannya, satu bantingan lagi ia lakukan ke kiri dengan lincahnya dan gw sedikit meneriakinya " pak pelan-pelan saya belum kawiinnnn...." (sekali lagi be careful with your prayer hahah).

akirnya sampai bandara dengan muka cemas, nafas was-was, muka memelas dan duit yang ngepas (ehh koq jadi curhat). bapak supir taksi tadi pun berlalu dengan mengatakan "mission completed" sepertinya dia juga banyak menonton film-film action.

"Perhatian, kepada penumpang GA-612 tujuan Singapura, silahkan masuk ke pesawat udara melalui pintu F4. Terima Kasih. Attention Please for passenger GA-602 to Singapore please board to the aircraft though the gate F4 Thank You". 

suara syahdu dari mba-mba kece ini terdengar dari pengeras bandara, kita sebut aja kece ya, gw juga nggak tau sie mbanya kece apa nggak, kita sepakat kece aja ya). setengah berlari dengan nafas yang tersisa yang sudah di "ambil" bapak taksi tadi gw mengejar pintu F4 setelah lolos dari pemeriksaan imigrasi (persis adegan cinta mengejar rangga, loh ketauan tuanya gw).

berhasil masuk juga dalam pesawat, dimulaliah petualangan itu, petualangan mencari-mu, mencari mu yang sehari sebelumnya mengabarkan kalau kamu sedang melakukan trip keliling Asean. kupikir karena kau sudah hampir 3 hari pergi mungkin sekarang kau sedang transit di Singapura, seperti foto terakhir yang ku lihat dalam social media-mu.

tapi apa daya karena kegoisan diri ini yang tak mau menanyakan dimana dirimu berada sekarang, mulalilah aku bingung harus di mulai dari mana mencari dirimu, aku sudah menyusuri bandara Changi ini dari terminal 1 hingga terminal 3-nya yang masih terlihat baru bagunannya itu tapi tak terlihat olehku sosok dirimu berharap kau sedang transit disini menunggu pesawat.

kuputuskan  untuk keluar bandara menuju stasiun MRT menuju pusat kota dengan tujuan stasiun "city hall" kuptuskan untuk melangkah ke Patung singa yang menjadi ikon negara Kota ini "Merlion" Kulihat lagi Puisi yang ada di dekat patung yang menjadi objek photo bagi wisatawan yang berkunjung kesini.

puisi karya Edwin Thumboo berjudul "Ulysses by the Merlion" ini ku tatapi lagi dan kembali teringat akan makna dalam puisi ini, yaitu tentang perjalanan seseorang untuk mencari harapan untuk hidup-nya" (sounds like familiar)

hah, apa yang gw lakukan ini, kata temen-temen udah gila. kata mereka "mana bisa ketemu kalo loe nggak janjian dulu, dia mungkin sedang nggak di Singapur, lagi di bangkok mungkin, atau laos yang extrem sekalian !" ya seperti otak berkata kepada hati juga kaya gitu, kabarilah ia dulu setidaknya buat janji bertemu, tapi karena gengsi ini sudah menguasai jadi ku memaksakan diri mencari mu dalam gengsi-se-gengsinya diriku.

berharap mengejutkan mu dengan bertemu di tempat berbeda dari biasanya, tapi sampai malam pun tak ada kulihat sosokmu, menyerah ah bukan kata mudah untuk ku, kembali  lagi ke bandara malam itu, berharap mungkin malam ini kau juga "menumpang" tidur dalam bandara untuk melanjutkan perjalanan-mu

tapi sampai ku tertidur dalam bangku keras bandara ini pun tak ada tanda-tanda kau akan muncul, sampai pagi dini hari ku bangun tak ada sosokmu kulihat di selasar bandara ini. jadi kuputuskan sudah sampai jakarta akan ku kabari dirimu untuk janji bertemu, karena pesawat akan memambawa ku kembali ke negara asal kita segera berangkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar